Ketika perusahaan kita berkembang semakin pesat, maka akan terjadi dinamika selama pertumbuhan dan perkembangan ini. Dinamika tersebut seperti misalnya ekspansi ke luar negeri, membuka beberapa kantor cabang, mengakuisisi perusahaan lain, dsb.

Seperti kita ketahui, hampir semua perusahaan di masa sekarang ini, operasionalnya pasti melibatkan Teknologi Informasi. Ketika perusahaan mengalami dinamika seperti di atas, maka dinamika ini menjadi tantangan tersendiri bagi Tim IT perusahaan.

Mari kita lihat apa yang mungkin terjadi ketika perusahaan kita tumbuh dan berkembang, dari sudut pandang Tim IT.   

Merger atau Akuisi

Ketika Perusahaan melakukan merger atau Akuisisi, Tim IT akan mendapat  tugas “mengawinkan” dua sistem dari dua perusahaan yang merger/akuisisi ini. Dan sangat mungkin terjadi, masing-masing perusahaan mempunyai sistem yang sudah matang namun dengan arsitektur dan konfigurasi yang jauh berbeda.

Ini akan menjadi tantangan berat bagi Tim IT, karena banyak perangkat, aplikasi, dan setingan-setingan yang harus disesuaikan di kedua perusahaan. Kita ambil contoh misalnya aplikasi, satu perusahaan menggunakan aplikasi HRD A, sedang yang satunya lagi aplikasi HRD B. Yang satu menggunakan VPN dengan on-premise server, yang satunya lagi menggunakan Cloud Service. Dan sebagainya.

Semua perbedaan ini harus dapat diintegrasi oleh IT sehingga 2 perusahaan ini dapat melebur menjadi satu.

Ekspansi Regional/Global

Ketika perusahaan melakukan ekspansi baik secara regional maupun global, maka dibutuhkan sistem IT yang mampu bekerja dengan baik pada wilayah dengan infrastruktur IT yang berbeda-beda. 

Misalnya ada wilayah yang koneksi Internetnya cepat, ada juga yang lambat. Bahkan bukan tidak mungkin, ada cabang yang jangankan Internet, Listrik saja tidak stabil atau mengandalkan generator sendiri.

Tim IT harus bisa menyediakan sistem yang mampu beradaptasi dengan semua kelebihan dan kekurangan infrastruktur IT yang berbeda-beda tersebut.

Rapid Deployment

Yang dimaksud Rapid Deployment di sini adalah kurang lebih demikian. Misalnya sebuah perusahaan kontraktor besar akan mengerjakan proyek pembangunan gedung 70 lantai.

Di area pembangunan, dibutuhkan sebuah kantor kecil untuk operasional perusahaan, khusus untuk menangani proyek tsb.

Meski kecil, namun dari segi infrastruktur IT, kebutuhannya tidak kalah kompleks dengan kantor pada umumnya. Bagaimana Tim IT bisa membangun sistem IT untuk kantor ini secara cepat?

Migrasi Ke Cloud

Ada perusahaan yang mengambil kebijakan migrasi ke Cloud untuk operasional perusahaan yang berkaitan dengan aplikasi dan data. Proses migrasi ini tentunya tidak sederhana, karena banyak sekali hal yang harus dipersiapkan dan disesuaikan.

Sebagai contoh, arsitektur jaringan eksisting yang bisa dikatakan belum cloud ready. Seperti misalnya karyawan yang WFH harus koneksi VPN dulu ke kantor, baru kemudian bisa buka aplikasi yang disimpan di cloud.

Yang seperti ini menyebabkan data harus melewati 2 pintu, ke kantor dulu via VPN, baru kemudian ke aplikasi yang ada di Cloud (di luar kantor). Hal seperti ini tentunya harus  bisa diatasi oleh Tim IT.

Dari 4 contoh kasus di atas, jika kita telaah rupanya memiliki benang merah. Kesemuanya memiliki pain poin yang kurang lebih sama, yakni:

Kesemuanya itu dapat kita atasi dengan dua cara, kita tinggal pilih salah satu. Kedua cara tersebut adalah:

  1. Membeli berbagai perangkat dan aplikasi untuk menutupi semua kekurangan yang ada. Perangkat dan aplikasi tersebut diseting kemudian dikirimkan ke kantor-kantor cabang.  

Dalam operasionalnya sehari-hari, Tim IT harus memonitor semua perangkat dan aplikasi yang banyak tersebut. Jika terjadi masalah, maka harus dilakukan penelusuran, di titik mana sumber masalahnya berasal, kemudian memperbaikinya.

  1. Menerapkan konsep SASE (Secure Access Service Edge). SASE adalah konsep yang mengimplementasikan teknologi keamanan siber dan teknologi jaringan terkini, kemudian menyimpannya di cloud. Pengguna cukup mengakses layanan SASE di cloud, kemudian melakukan semua konfigurasi untuk kebutuhan seperti contoh kasus diatas. 

Dengan SASE ini, perusahaan mengadopsi 1 sistem saja, dan semua proses seting dan management untuk semua jaringan dan kantor cabang, dilakukan oleh SASE ini.

Dengan menggunakan SASE maka perusahaan tidak harus membeli banyak peralatan dan aplikasi, dan kemudian menseting dan mendistribusikannya ke kantor-kantor cabang. Setiap kantor cabang cukup dikoneksikan ke Internet, kemudian mengakses layanan SASE.

Setelah tersambung dengan layanan SASE, maka kantor cabang dapat mengakses semua sumber daya perusahaan sesuai dengan setingannya yang telah ditentukan.

Dari kedua cara ini, yang lebih make sense sepertinya cara kedua.  Karena dengan adanya semua fitur SASE menjadikan proses pembangunan sistem IT di kantor cabang, merger perusahaan, maupun implementasi kantor sementara, dapat lebih sederhana dan lebih cepat. 

Langkah berikutnya hanyalah menentukan perusahaan penyedia SASE mana yang akan kita gunakan. Selamat memilih. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *